
Anehnya lanjut Rizal, pemerintah selalu menglaim hal tersebut sebagai keberhasilan tim ekonomi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).”Kongritnya begini, kekayaan tambang dikuras lalu dijual dan kebetulan sedang terjadi kenaikan harga komoditi (commodity booming) di pasar dunia tanpa menghitung resiko kerusakan alam,” tegas Rizal.
Tanpa commodity booming, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sekitar 4-4,5 persen, imbuhnya. Mantan Menko Perekonomian ini juga menyoroti rendahnya indeks pembangunan manusia (human development index/HDI) di Indonesia.
“Dari 187 negara yang dinilai, Indonesia berada di urutan 121. Posisi ini menempatkan Indonesia di bawah Thailand dan Filipina. Sedangkan Malaysia jauh meninggalkan Indonesia di posisi 64,” ujar Rizal. Bahkan Singapura dan Brunei Darussalam menduduki peringkat 18 dan 30, jelas Rizal Ramli. (fas/jpnn)